introduction
Metantara

Tentang Metantara
Pengembangan immersive multimedia spasial pada Metaverse Urban Historic ini bertujuan menunjang tata kelola manajemen aset kawasan maupun bangunan bersejarah demi mendukung industri wisata sejarah di Kota Malang, merupakan inovasi terkini dalam menawarkan pengalaman baru dalam berinteraksi terhadap beragam akses informasi visual spasial kawasan bersejarah dalam dunia virtual. Pengembangan aplikasi ini selaras dengan Rencana Induk Penelitian (RIP) Universitas Brawijaya dalam pembangunan Iptek di bidang Good Governance (2021-2025) serta mengacu pada empat tema payung riset berdasarkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) untuk RIP Sosial, Humaniora, Good Governance dan Seni Budaya yang mendorong upaya transformasi tata kelola pemerintahan kedalam digitalisasi tatakelola pemerintahan dan entrepreneurial (Smart Governance). Pengembangan Smart Governance pada pengelolaan kawasan bersejarah mengusung konsep sustainable business and tourism (e-commerce) yang mengarah pada berbagai pengembangan bisnis wisata ke dalam inovasi digital.
Penelitian ini mengangkat koridor bersejarah kawasan Jalan Kayutangan sebagai studi kasus. Koridor Jalan Kayutangan merupakan jalur koridor perdagangan dan jasa yang pertama kali dibangun di Kota Malang di era kolonial Belanda, dan telah melahirkan tiga perkembangan gaya arsitektur hindia Belanda yang penting di kota Malang, yaitu Indische Empire style pada abad 19 (1850-1900), early modern colonial style pada awal abad 20 (1900-1915), dan Nieuwe Bouwen style pada abad 20 (1916-1940). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi Semesta Digital (Metaverse) melalui pengembangan immersive digital experiences yang membangun konsep public engagement yang menarik dan interaktif. Pengembangan aplikasi ini menuntut proses Visual Data Mining pada kawasan maupun bangunan di sepanjang Koridor Jalan Kayutangan dalam rangka proses rekonstruksi model obyek bangunan bersejarah. Aplikasi ini dikembangkan dalam sistem immersive multimedia spasial dalam model digital twin bangunan dan kawasan secara tiga dimensional dan informasi data kesejarahan yang interaktif.
Metaverse adalah dunia realitas virtual paralel yang akan membuat pengembangan AR/VR lebih imersif, interaktif, dan kolaboratif. Teknologi ini membangun jaringan lingkungan virtual yang selalu aktif di mana banyak orang dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan objek digital disaat bersama juga mengoperasikan representasi virtual atau avatar diri mereka sendiri. Teknologi ini menciptakan interactive virtual tour experience yang menarik bagi para wisatawan dan merupakan perangkat edukasi dijital yang bermanfaat serta berdaya guna bagi wisata sejarah. Metaverse membangun konsep lingkungan 3D virtual yang dapat diakses atau interaktif secara real-time sehingga menjadi lingkungan transformatif untuk komitmen sosial maupun kepentingan bisnis. Proses pengembangan aplikasi ini membutuhkan tiga tahapan penting, yaitu tahap visual data mining, tahap pengembangan virtual reality database, serta tahap akhir pengembangan Metaverse Environment.
Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan pengembangan immersive multimedia spasial pada Metaverse Urban Historic yang mengakomodasi Public Engagement System serta menunjang kaidah Good Governance. Aplikasi ini berguna sebagai bagian dari tata kelola wisata sejarah yang mengakomodir masyarakat luas untuk menikmati immersive digital experiences dengan mengakses serta berdialog terhadap informasi visual spasial kawasan bersejarah.
metaverse
Kayutangan Heritage
Kayutangan pada masa lalu merupakan pusat pertokoan sejak era Hindia Belanda. Berada di sebelah utara alun-alun kota Malang, jalan ini merupakan penghubung utama antara wilayah Malang yang sudah mulai berkembang di medio akhir 1800-an dengan berbagai daerah di sebelah utaranya seperti Surabaya atau Pasuruan. Di daerah ini pada masa-masa awal pendirian kota Malang juga dilintasi oleh jalur trem yang menghubungkan berbagai tempat di kota Malang. Kayutangan menjadi salah satu permukiman baru di regenschaap atau Kabupaten Malang pada 1822 yang didirikan Belanda. Saat gementee atau Kotamadya Malang ditetapkan pada 1914, wilayah ini makin berkembang. Koridor Kayutangan di Jalan Basuki Rahmat masuk bagian rencana pengembangan kawasan atau bouwplan Kotamadya Malang. Sebagai zona perdagangan di masa kolonial. Hal itu tertulis dalam Kroniek der Stadsgemeente Malang 1914 – 1939.


Spot 1 kawasan Kayutangan Heritage berada di area pertigaan Kayutangan, dimana ada 2 bangunan bersejarah yanga penting, yaitu Gedung PLN dan Toko Avia.


Spot 2 kawasan Kayutangan Heritage berada di kawasan perempatan jalan Kayutangan, dimana ada 4 bangunan bersejarah yang penting, yaitu Bangunan Kembar, Bangunan BCA, dan Toko Lido.


Spot 3 kawasan Kayutangan Heritage berada di kawasan persimpangan Gereja Kayutangan, dimana ada 4 bangunan bersejarah yang penting, yaitu Gereja Kayutangan, Toko Oen, dan Bangunan eks Bank Syariah Mandiri.